Beranda

  • UNSUR – UNSUR DAN PRINSIP DASAR SENI RUPA

    Membahas dan mengapresiasi sebuah karya seni atau seni rupa tak lepas dari dua hal penting, yaitu unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa. Dalam uraian berikut akan disajikan secara singkat apa itu unsur-unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa.

    A.  Unsur-unsur Seni Rupa
    Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.

    1.    Titik
    Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

    2.  Garis
    Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
    Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
    a.    Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
    b.    Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang.

    3.   Bidang
    Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

    4.   Bentuk
    Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
    a.    Bentuk geometris
    Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
    1.    Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
    2.    Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.

    b.    Bentuk nongeometris
    Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.

    5.   Ruang
    Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.

    6.    Warna
    Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
    a.    Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah,
    kuning, dan biru.
    b.    Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
    Contoh:
    merah + kuning : jingga
    biru + kuning     : hijau
    merah + biru      : ungu
    c.    Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
    Contoh:
    kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
    biru + ungu        : ungu kebiruan
    jingga + merah   : jingga kemerahan
    Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

    7.   Tekstur
    Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

    8.   Gelap Terang
    Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.

    B. Prinsip-prinsip Seni Rupa
    Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:

    1.    Kesatuan (unity)
    Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.

    2.    Keselarasan (harmony)
    Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.

    3.   Penekanan (kontras)

    Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan  yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.

    4   Irama (rhytm)
    Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.

    5.  Gradasi
    Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.

    6.  Proporsi
    Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara
    keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.

    7.  Keserasian
    Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa walaupun
    berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan keselarasan dan
    keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.

    8.  Komposisi
    Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.

    9.    Keseimbangan (balance)
    Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.

    10.    Aksentuasi
    Aksentuasi adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada di sekitarnya.

    sumber : https://simaksejenak.wordpress.com/2012/12/11/unsur-unsur-dan-prinsip-dasar-seni-rpa/

  • MENGENAL JENIS – JENIS LUKISAN

    https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwislah.com%2Fapa-arti-seni-apa-fungsi-seni-apa-saja-jenis-seni%2F&psig=AOvVaw33O_0W4QYrubarjCOqY95s&ust=1641353097172000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCNCbqu-Sl_UCFQAAAAAdAAAAABAt

    Jenis Lukisan di dunia ini sudah sangat banyak. Jenis lukisan berkembang sesuai dengan imajinasi setiap orang yang juga berkembang. Melukis merupakan salah satu kegiatan seni yang mengandalkan daya talar dan imajinasi.

    Tidak ada definisi pasti tentang apa itu seni. Semuanya yang lahir dari pemikiran manusia atas daya khayal sepertinya juga bisa dikategorikan sebagai seni. Seni adalah keluasaan berpikir dan berimajinasi itu sendiri. Kategori seni pun kemudian menjadi lebih dari satu. Salah satunya adalah lukisan. Lukisan sendiri pun memiliki beberapa aliran. Aliran lukisan menjadi semacam hal yang tidak asing bagi mereka yang memang terlahir untuk menjadi seorang pelukis.

    Jenis lukisan seolah mewakili ekpresi dan imajinasi setiap orang yang berbeda. Mengingat hal tersebut memang tidak bisa untuk dipaksakan. Semuanya kembali pada kebebasan. Salah satu sifat yang sepertinya menjadi identitas dari seni itu sendiri.

    Bagus tidaknya sebuah karya seni, dalam hal ini lukisan, juga bergantung pada selera masing-masing. Semuanya serba relatif. Tidak ada takaran yang pas. Satu hal yang pasti adalah, aliran lukisan diciptakan untuk dinikmati keindahannya.

    Berdasarkan medium yang digunakan dalam mengolah karya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yakni karya rupa dwi-matra dan tri-matra. Karya rupa dwi-matra menggunakan medium dua dimensi seperti kertas, kanvas, papan, dan sebagainya. Pada jenis seni rupa dua dimensi inilah dikenal berbagai istilah jenis lukisan. Sementara karya rupa tri-matra menggunakan medium tiga dimensi, seperti patung, relief dan sebagainya. Medium yang dipakai mencakup kayu, batu, semen, tanah liat, lilin, fiber, dan sejenisnya.

    Seni rupa dua dimensi didominasi karya rupa berupa lukisan. Di Indonesia, perkembangan seni lukis modern dimulai sejak masuknya bangsa Barat ke Nusantara, sekitar abad ke-15. Berbagai jenis lukisan pun sudah mulai masuk di Indonesia sebagai satu bentuk perkembangan dunia lukis di Indonesia.

    Masa itu, di Eropa sedang berkembang jenis lukisan aliran romantisme dan ini memberi pengaruh yang sangat dominan terhadap perkembangan seni lukis Indonesia.

    Memasuki masa revolusi fisik di Indonesia, jenis lukisan bertema romantisme dianggap tidak sesuai —bahkan dianggap mengkhianati— perjuangan bangsa. Tema itu kemudian tergeser oleh tema kerakyatan dan nasionalisme. Pada masa ini, jarang ditemukan lukisan dengan objek keindahan alam sebagai ciri khas aliran romantisme.

    Keterbatasan medium dan peralatan lukis sebagai dampak dari iklim politik masa revolusi, banyak perupa yang beralih dari jenis lukisan beraliran romatisme ke jenis lukisan beraliran kubisme. Aliran kubisme memiliki ciri khas penggunaan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya. Kesederhanaan ini dinilai paling akomodatif untuk keadaan masa itu.

    Jenis Lukisan – Aliran dalam Seni Lukis
    Seni lukis mengenal beberapa aliran yang masing-masing memiliki ciri khas dan sejarah perkembangan sendiri. Beberapa jenis lukisan di antaranya adalah sebagai berikut.

    Jenis Lukisan – Aliran Realisme

    Jenis lukisan dengan aliran realisme lahir di Prancis sebagai reaksi budaya terhadap paham Romantisme. Realisme menekankan pada realitas sehari-hari, melukis dan meniru keadaan alam secara akurat dan jujur, tidak ditutup-tutupi. Realisme menampilkan subjek secara apa adanya, tanpa embel-embel, bahkan tanpa interpretasi.

    Aliran realisme berkembang pesat di Prancis, Inggris, dan Amerika, pada awal abad ke-19. Jenis lukisan ini memanggungkan nama-nama tersohor Gustave Courbet, Jean François Millet, Karl Briullov, dan lain-lain.

    Jenis Lukisan – Aliran Romantisme

    romantisme

    Jenis lukisan dengan aliran romantisme menekankan penggambaran kembali pengalaman atau kenangan romantis atas keindahan sebuah objek yang dialami oleh pelukisnya. Lukisan jenis ini banyak mengambil objek keindahan alam. Aliran ini berkembang pesat di Eropa dan dianggap sebagai aliran tertua.

    Jenis lukisan ini akan cenderung “bernada” melankolis. Apa yang dituangkan dalam kanvas umumnya menggambarkan perasaan atau hubungan antara manusia. Gambar yang disuguhkan seolah nyata. Di Indonesia, pelukis yang hobi membuat jenis lukisan seperti ini adalah Raden Saleh.

    Jenis Lukisan – Aliran Naturalisme

    Jenis lukisan aliran naturalisme menekankan pada detail objek. Seorang perupa naturalisme dituntut memiliki keterampilan tangan untuk melukiskan objek secara alami, persis seperti foto berwarna. Kemiripan itu mencakup susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan, serta gelap-terangnya sebuah objek.

    Naturalisme dianggap sebagai kelanjutan dari aliran realisme. Aliran ini memanggungkan nama William Bliss Baker, Soeboer Doellah, Fresco Mural, Basuki Abdullah, dan lain-lain. Pada setiap yang termasuk dalam jenis lukisan ini, Anda akan menemukan kesan yang sama persis dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Jenis lukisan ini berbeda terbalik dengan jenis lukisan surrealisme.

    Beberapa Jenis Lukisan Aliran Lain
    Selain jenis lukisan yang telah disebutkan diatas, ada beberapa aliran jenis lukisan lain dalam seni rupa yang mengalami masa keemasan pendek, misalnya fauvisme yang menekankan pada spontanitas emosi pelukis saat melihat objek lukisan, impresionisme yang lambat, abstraksionisme yang mengesampingkan peniruan objek secara mentah, maupun dadaisme yang menekankan pada bentuk main-main, mistis, dan sesuatu yang menggoncangkan jiwa.

    Semua jenis lukisan tersebut sempat meramaikan dunia lukis melukis. Meskipun tidak berlangsung lama, jenis-jenis lukisan tersebut memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh jenis lukisan lainnya yang memiliki umur lebih lama. Bagaimanapun keadaannya, jenis lukisan merupakan interpretasi dari ide-ide yang muncul di pemikiran setiap manusia yang pastinya berbeda.

    SUMBER : https://bagusart96.wordpress.com/

  • FUNGSI SENI DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

    https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.zonareferensi.com%2Ffungsi-seni%2F&psig=AOvVaw33O_0W4QYrubarjCOqY95s&ust=1641353097172000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCNCbqu-Sl_UCFQAAAAAdAAAAABAJ

     FUNGSI SENI

    Fungsi seni ada dua, yaitu :

    Fungsi Individual

    a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik

    Manusia merupakan makhluk homofaber yang memiliki kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Yang mengacu pada kebutuhan fisik manusia yaitu seni terapan, sehingga seni tersebut lebih mementingkan segi kenyamanan dan keindahan ketika digunakan.

     b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional

    Seorang mempunyai sifat yang beragam dengan manusia lain. Pengalaman hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh perasaan sedih, lelah, letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta, dll. Manusia dapat merasakan semua itu dikarenakan didalam dirinya terkandung dorongan emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normalUntuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya, karena itu manusia membutuhkan rekreasi atau hiburan. Lain halnya dengan seniman, seniman lebih mencurahkan isi hatinya, pengalamannya dan perasaannya menjadi sebuah karya seni yang memenuhi unsur-unsur seni. Hal ini juga diyakini olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional dirinya.

    Fungsi Sosial

    Seni mempunyai fungsi tersendiri untuk kehidupan sehari-hari, contohnya saja untuk pendidikan, agama, artistik, hiburan, dll. 

    Manusia sebagai makhluk sosial, dan seni berperan langsung dalam kehidupan sosial. Erat sekali hubungan seni dengan kehidupan sosial, karena sebagian seniman menyampaikan amanat/pesan untuk masyarakat melalui kesenian (contoh: pertunjukan wayang). Dengan pertunjukan tersebut seniman dapat menyampaikan pesan moral kepada masyarakat.

    Seni itu menarik, menyenangkan, salah satu media curhat yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Jiwa seni tertanam dalam diri setiap manusia, hanya saja jarang orang yang menggali dan mengasah kemampuan seninya. Jangan ragu untuk menciptakan sebuah karya seni walaupun terlihat sederhana tetapi akan bermanfaat dikemudian hari.

    Referensi :

    https://regisetiawanblog.wordpress.com/2016/02/29/seni-art/

  • PENGERTIAN SENI RUPA TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER

    https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.sekolahan.co.id%2Fpengertian-seni-rupa-unsur-fungsi-dan-macam-macam-seni-rupa%2F&psig=AOvVaw0WAiXBJF2bDFIZ8xyxZBYn&ust=1641352650059000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCOCP35eRl_UCFQAAAAAdAAAAABAD

    Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

    SENI RUPA TRADISIONAL

    Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.

    Ciri-ciri

    • Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
    • Terikat dengan pakem-pakem tertentu.

    Contoh

    Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.

    SENI RUPA MODERN

    Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.

    Ciri-ciri

    • Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
    • Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.

    Contoh

    Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.

    Seniman

    Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.

    SENI RUPA KONTEMPORER

    Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.

    Ciri-ciri

    • Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
    • Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.

    Contoh

    Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.

    Seniman

    Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.

    Referensi :

    https://tipzsangguru.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-seni-rupa-tradisional-modern-dan-kontemporer/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer

    http://anakciremai.blogspot.com/pendidikan-seni-tentang-perkembangan-seni-rupa-indonesia

    http://id.answers.yahoo.com

  • Sejarah Perkembangan Seni Lukis

    https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pelajaran.co.id%2Fpengertian-seni-lukis-teknik-unsur-alat-dan-bahan-aliran-serta-contoh-seni-lukis%2F&psig=AOvVaw26K2ATFHLDs6C3KI5oSo9-&ust=1641348798952000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCOj-15KDl_UCFQAAAAAdAAAAABAD

    ZAMAN PRASEJARAH
    Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

    Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).

    Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

    Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

    Seni lukis zaman klasik
    Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan: Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama) dan Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii).Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

    Seni lukis zaman pertengahan
    Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas. Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan “bagus”. Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang “benar” dari benda).

    Seni lukis zaman Renaissance
    Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur. Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah Tomassi, Donatello, Leonardo da Vinci, Michaelangelo, dan Raphael.

    SEJARAH SENI LUKIS DI INDONESIA
    Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

    Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

    Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

    Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi. Pelukis terkenal Indonesia, yaitu : Affandi, Agus Djaya, Barli Sasmitawinata, Basuki Abdullah, Djoko Pekik, Dullah, Ferry Gabriel, Hendra Gunawan, Herry Dim, Jeihan, Kartika Affandi, Lee Man Fong, Mario Blanco, Otto Djaya, Popo Iskandar, Raden Saleh, S. Sudjojono, Srihadi, Sri Warso Wahono, Trubus, Atim Pekok, dan E. Darpo.S.

    Peringkat: 1 dari 5.
  • Halo Dunia!

    Selamat Datang di WordPress! Ini adalah pos pertama Anda. Sunting atau hapus pos tersebut sebagai langkah pertama dalam perjalanan blogging Anda.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai